exo, Frienship, sci - fic, Tak Berkategori

EXO Guild – Story By Christy Wu

exo 2014

EXO Guild

 

Cast : EXO OT 12

Genre : Frienship, Sci – fic | Rating : G | Length : Oneshoot

[ Original Story By Christy Wu]

Disclaimer :

Slogan we are one, we are exo. Selalu menjadi favorit Christy. Ada kalanya Christy rindu dengan kehadiran OT 12. Berkali – kali Christy selalu muter video mereka dan perasaan kangen itu akhirnya menghasilkan satu fanfiction. Mari kita nikmati sama – sama bentuk kerinduan Christy pada kebersamaan mereka dengan jalan cerita ala – ala Christy Wu.

WARNING

Ff ini panjang, jadi jangan kesel kalo baca hahaha.

o0o

“ Kami akan selalu dibelakangmu apapun yang terjadi “

 

o0o

Hari sabtu adalah satu dari sekian banyak hari yang banyak dinanti setiap orang dalam satu minggu. Karena pada hari itu semua orang akan pulang kerja lebih awal, untuk ukuran pelajar dan mahasiswa mungkin hari sabtu dan minggu menjadi hari yang juga paling dinanti karena selain mereka akan pulang cepat, hari sabtu juga menjadi hari keramat muda – mudi yang sedang kasmaran atau hanya sekedar berkumpul dengan teman dan keluarga. Betapa dinantikannya hari Sabtu bagi semua orang. Seoul memang kota yang tidak akan pernah tidur, apa lagi sekarang masih menginjak jam 4 sore waktu setempat. Jalanan macet membentuk barisan ular besi yang memenuhi jalan raya, di area pejalan kakipun padat merayap. Terlihat seperti pasukan semut yang hilir mudik kesana kemari secara bergerombol atau seorang diri. Semua orang dengan tujuan dan urusannya sendiri – sendiri.

Seorang pemuda berseragam sekolah berlari menerobos kerumunan pejalan kaki yang berlawanan arah dengannya. Hingga tak sengaja menabrak seorang eksekutif muda berwajah rupawan yang baru saja keluar dari kantor dengan membawa beberapa map ditangan.

“ Maaf “ ucap si pemuda namun tak menghentikan langkahnya barang sesekon pun. Si Eksekutif muda hanya menggeleng maklum sambil membenarkan letak kaca mata baca yang bertengger manis membingkai paras rupawannya. Ia menatap map yang berserakan dilantai, ia menghela nafas sebelum berjongkok dan memunguti satu persatu.

“ Seharusnya kau beri dia sedikit pelajaran “ suara bariton mengalihkan perhatiannya dari sekumpulan map yang berserakan. Seseorang berbadan tinggi hampir 2 meter bersandar dengan elok didekat ia berjongkok. Alisnya berkerut, berusaha mengingat orang dihadapannya.

“ Ayolah Suho, Avatarku tak jauh beda dengan diriku yang asli. Kau tidak mengenaliku ? “ tanya orang itu sambil membuka masker yang menutupi wajahnya.

“ Astaga Kris ? “ pekik Suho. “ Jadi kau benar – benar Wu Yifan “ tanya Suho lagi tak percaya.

“ Menurutmu ? jangan memasang wajah bodoh. Bukankah aku sudah pernah bilang semua anggota dalam Guild kita memakai Avatar wajah asli mereka “ ucap Kris membantu Suho memunguti Map yang sebagian masih berserakan.

“ Ya aku ingat “

Kris menyerahkan Map yang ia pungut ke Suho “ Lalu kenapa kau masih kaget melihatku huh ? aku ini wakil mu tapi kau seperti tidak mempercayai kemampuanku menganalisa semua orang “ decak Kris. Membuat Suho menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal, merasa bersalah.

“ Bukan seperti itu “ bantah Suho. “ Hanya saja aku masih tidak percaya kalau Wakilku ternyata seorang artis dan atlet basket terkenal di China “ jujur Suho. Ia mengamati penampilan Kris dari atas kebawah, pemuda berdarah China – Kanada itu begitu nyentrik dengan tubuh menjulangnya. Membuat Kris lebih menonjol diantara kerumunan orang yang berlalu lalang walau ia menyembunyikan wajahnya dibalik topi dan masker. Suho tak habis fikir dirinya bisa menjadi pemimpin yang menaungi Kris selama ini dalam SAO.

Suho dan Kris adalah salah satu dari penikmat permainan game Online yang sedang booming. Semua orang menyebutnya SAO ( Swort Aincard Online ) game yang menjadikan semua pemainnya berperan sebagai prajurit tempur dengan pedang sebagai senjata utama, mereka bertarung dalam bentuk Party (kelompok) atau Solo ( individu), tujuan setiap orang bermacam – macam. Ada yang memang untuk mencari hiburan, pelarian dari dunia nyata atau sebagai tempat untuk bermain bersama teman lama atau mencari teman baru karena game ini dimainkan diseluruh dunia. Dimana setiap pemain bebas menentukan menggunakan Avatar / wajah mereka sendiri atau menggunakan Avatar lain untuk merahasiakan identitas. Mereka bertemu dan akrab didunia viritual tanpa pernah mengobrol didunia nyata.

“ Siapa pun aku di dunia nyata. Aku tetaplah Wakilmu dalam EXO Guild, Leader “ Kris mengulurkan tangannya kedepan “ Nama Chinaku Wu Yifan pekerjaan Entertain, nama Viritualku Kris Wu Posisi wakil Leader EXO Guild senang bisa bertemu denganmu didunia nyata Leader Suho “

Suho tersenyum membalas uluran tangan Kris “ Namaku Kim Junmyeon aku hanya seorang pekerja kantoran. Nama Viritualku Suho posisi Leader dalam EXO Guild. Senang bertemu denganmu secara langsung Kris “

o0o

In SAO

Dua kubu saling berhadapan, aura permusuhan sudah berkobar secara tak kasat mata. Pedang disamping badan dicengkram erat siap menebas yang berdiri dipaling depan. Alih – alih mengangkatnya si pemilik lebih memilih menyembunyikan taring mata pedangnya menunggu waktu yang tepat untuk unjuk kebolehan. Saling menatap sinis, dengan wajah datar andalan, Sehun memang yang termuda diantara anggota Guildnya tapi dia yang paling tangguh. Paras rupawan dan tubuh proposional yang ia gunakan dalam SAO bukanlah rekayasa melainkan proporsi tubuh aslinya sendiri. Seragam hitam dengan lambang EXO Guild disisi kanan lengannya menjadi kebanggaan tersendiri untuk Sehun mengangkat dagu. Menatap remeh siapapun musuh didepan mata. Guild mereka yang terkuat walau baru terbentuk 3 bulan terakhir. Setelah ia bermain Solo selama hampir setengah tahun. Mereka yang terkuat bukan hanya mengandalkan kemampuan individu saja tapi karena kerja sama Team yang solid.

sao
visual seragam EXO Guild

“ Cih dimana Leader dan wakil Leader kalian. Apa mereka takut menghadapi kami “ ejek salah satu dari anggota Black Crown Guild. Tak terprofokasi Sehun hanya tersenyum.

“ Kata takut tidak pernah terbersit sedikitpun dalam benak EXO Guild, mungkin kalian yang hanya mencari masalah untuk memulai perang wilayah ini lebih awal” ujar Sehun dengan sudut bibir yang terangkat sebelah. “ Takut pada kekuatan Leader kami eoh ? “

“ Dasar bocah tengil kau – “

“ Jimin hentikan “ potong sang Leader dari Black Crown Guild, mereka memanggilnya Vernon.

“ Maaf kalau ucapanku ternyata benar “ ulang Sehun sekali lagi dengan smirk menjengkelkan miliknya. Semakin membuat geram 15 musuh dihadapan mereka yang gagal memprovokasi.

“ Kau memang selalu bisa diandalkan saat situasi seperti ini “ desis Kai disebelah Sehun. Pria berkulit Eksotik itu tak mau kalah memamerkan smirk seksi menjengkelkan mililknya.

“ Mereka hanya mencari – cari masalah, bukankah sudah jelas kalau jadwal duel perebutan wilayah masih kurang 15 menit lagi didunia nyata “ timpal Chanyeol. Pemuda bertubuh jangkung yang parasnya serupa Elf namun orang akan berfikir dua kali untuk mendekatinya saat melihat pedang sudah menari ditangan. Rumput yang bergoyang ditiup anginpun tahu kalau wajah rupawan itu bisa berubah bringas saat bersentuhan dengan pedang.

“ Baekhyun apa kau sudah menghubungi Suho dan Kris “ tanya Xiumin.

Baekhyun yang ditanya hanya sibuk menggerakkan tangannya diudara, memencet beberapa icon yang tersaji seperti menu yang melayang – layang rapi membentuk deretan huruf dan angka.

“ Sudah, Hyung bilang dia baru pulang kerja. Sebentar lagi dia akan ekselerasi.” Jawab Baekhyun. Ekselerasi adalah bahasa yang digunakan para pemain untuk menyatakan masuk dalam dunia Viritual SAO. Setiap hari sabtu pada jam yang sudah ditentukan para pemain atau prajurit akan melakukan duel perebutan wilayah kekuasaan. Salah satu dari sekian banyak alasan yang membuat semua orang senang dengan hari sabtu.

“ Aku sebal dengan yang memakai penutup wajah itu, bolehkan kau nanti membiarkan aku memukulnya Oh Sehun“ rengek Luhan menggoyang lengan Sehun sambil menunjuk obyek yang ia inginkan dengan dagu. Tidak menakutkan sama sekali, wajahnya terlampau imut untuk ukuran remaja laki – laki diusianya, kalau dia salah masuk toilet perempuan pun tidak akan ada yang sadar kalau dia laki – laki.

“ Aku tidak janji. Sudah lah Hyung fokus saja dengan tugasmu sana “ usir Sehun sambil mencebikkan bibir. Hal serupa juga Luhan lakukan lalu duduk disebelah Lay yang sedang memeriksa beberapa item sihir yang akan membantu pertempuran mereka nantinya.

“ Dia menyebalkan “ umpat Luhan.

“ Dia adikmu Xi Luhan, jangan mengumpat kembaranmu sendiri “ saran Lay dengan lesung pipi yang terlihat saat tersenyum.

“ Kalian dibesarkan dilingkungan yang berbeda, maklumi saja kalau dia sedikit keras kepala. dan kau terlalu melankolis “ kali ini Tao yang menimpali. Walau matanya Focus pada Scrip naskah tapi dia menangkap apa yang dibicarakan oleh rekannya.

“ Sudah diam, Fokus saja sana dengan naskah Film – mu itu “ desis Luhan kesal. Tao hanya mengedikkan bahu acuh yang dibarengi kekehan Lay.

Tak jauh dari mereka Chen sedang memonopoli perhatian Dio dan Xiumin. “ Ini gawat aku tidak bisa mencapai High note itu, padahal besok Senin aku sudah memulai tesnya “ desah Chen Frustasi sambil mengusap rambut coklat madunya.

“ Setiap orang sudah punya porsinya sendiri – sendiri, aku bisa melakukan High note tapi aku sangat payah di nada rendah “ Xiumin menepuk bahu Chen.

“ Kurasa High note milikmu lumayan bagus, sedangkan aku benar – benar payah “ timpal Dio acuh. “ Walaupun kau gagal ikut tes drama musical dikampusmu tahun ini, bukankah kau masih ada tahun depan lagi. Jangan membuat sesuatu yang sebenarnya mudah menjadi sulit “ tambahnya sebelum berlalu untuk bergabung dengan Luhan yang sedang merancang strategi.

“ Bersyukurlah Chen, setidaknya posisimu tidak seperti Baekhyun “ hibur Xiumin.

Chen mengangkat wajahnya yang tadi tertunduk, netranya mengamati Baekhyun yang sedang sibuk mengotak – atik menu dihadapannya. “ Setidaknya sayapmu yang belum sempurna itu bisa kau gunakan untuk terbang sedikit demi sedikit dan tidak terbelenggu dalam sangkar emas. “ tambah Xiumin. Menyadarkan Chen dari fikiran sempitnya.

o0o

In Real Life

“ Baekhyun mengirimiku pesan, kalau Black Crown Guild sudah datang di arena pertempuran “ Kris yang sedang melepaskan sepatunya berdecak kesal setelahnya, sedangkan Suho hanya terkekeh.

“ Mereka mau mengompori anggota Guild kita supaya melakukan Duel lebih dulu. Tanpa adanya Leader sebuah Duel tidak akan dianggap sah walau Guild kita yang menang. Dan duel kedua akan dilangsungkan karena duel yang pertama tidak sah, tapi anggota kita jelas akan kalah karena tenaga mereka sudah terkuras habis. Siasat yang payah “ ujar Kris seraya mengeluarkan sesuatu dalam tas tasnya lalu menghubungkannya dengan salah satu usb di komputer Suho.

“ Siasat seperti itu tidak akan mempan pada Prajurit EXO. Kita punya Sehun yang berbakat menangani orang seperti mereka. “ Suho terkekeh membayangkan wajah si termuda. Ia ikut melakukan hal yang serupa dengan Kris, menyambungkan benda yang berbentuk seperti kaca mata yang memiliki kabel sepanjang 2 meter kekomputernya.

“ Ya aku sangat yakin kalau mereka akan mengobrol hal yang tidak jelas selama berkumpul dan mengabaikan Black Crown Guild “ Kris ikut terkekeh kemudian, diikuti Suho yang sudah mengambil posisi nyaman disebelahnya.

“ Apa kau sudah siap “ tanya Suho mulai menyalakan alat yang menutupi matanya dan earphon terpasang ditelinga.

“ Siap “ jawab Kris.

“ Link Start “ ujar mereka bersamaan sebelum kesadaran mereka lenyap, otak mereka bekerja lebih cepat untuk masuk dalam arus dunia Viritual. Membawa mereka kedunia baru tanpa batas.

o0o

In SAO

Raungan naga merah memecah kesunyian angkasa, membelah awan hitam yang bergerumbul untuk membentuk siluet gagah sang naga ditimpa cahaya samar dibalik awan. Seluruh pasukan membentuk dua kubu saling berhadapan menanti detik – detik duel yang semakin dekat. Dari langit Suho menatap pasukannya yang sudah bersiap diposisi masing – masing menunggu kedatangannya. Wilayah yang mereka perebutkan kali ini adalah Scepter 12, wilayah yang dikelilingi hutan, padang gurun dan padang bunga. Sedangkan tempat yang mereka pilih kali ini untuk Duel adalah tanah lapang yang berlokasi ditengah hutan.

“ Wah membuat menunggu Black Crown Guild benar – benar membuatku sungkan “ jubah hitamnya berkibar terkena hembusan angin saat tubuhnya berdiri sambil berpegang dipundak Kris.

“ Aku muak dengan sifat sok baikmu pada musuh, hentikan atau kau akan aku dorong dari atas sini“ ancam Kris sambil terkekeh. Tak serius dari ucapannya.

“ Tak perlu susah – susah mendorongku. Aku memang berniat turun dari sini “

“ Eh kau bercanda, Suho aku tidak sungguh – sungguh “ panik Kris. Lagi – lagi Suho terkekeh.

“ Sekali – kali aku ingin merasakan terbang itu seperti apa, jadi sampai jumpa dibawah “ Kris mau melarang tapi terlambat, nyatanya Suho sudah meluncur kebawah dan melayang melawan grafitasi yang ada dengan sepasang sayap samar yang melekat dipunggungnya.

“ Huh, dasar bilang saja mau pamer item baru “ dengusnya dengan bibir mengerucut.

Suho mendarat dengan mulus dihadapan Sehun, membuat pemuda berkulit pucat itu menampakkan ekspresi kaget hanya beberapa detik.

“ Maaf membuat kalian menunggu “ ucap Suho pada Black Crown Guild. Vernon maju kedepan berhadapan langsung dengan Leader yang sudah ia nanti dari tadi.

“ Yang benar saja kau terjun dari langit, benar – benar kemunculan yang mencolok “ ujar Vernon menarik sudut bibirnya.

“ Apa itu mengganggumu “ – Suho.

“ Baiklah ayo segera kita mulai, bukankah kalian sudah menunggu kami dari tadi “ kali ini vocal Kris yang menarik perhatian. Entah sejak kapan ia sudah ikut bergabung dengan yang lain.

“ Kapan Hyung datang ? “ Tanya Chanyeol dengan wajah polos dan mata bulannya yang sudah membentuk O_O seperti Dio.

“ Sejak tadi “ desis Kris singkat lalu menghadapkan wajah Chanyeol kedepan dengan sebelah tangan.

“ Tapi aku tidak – “

“ Diam “ potong Kris, dan Chanyeol hanya bisa mengerucutkan bibir kemudian.

“ Baiklah ayo kita mulai saja duel kali ini kuharap pasukanmu tidak lari ketakutan. Pasukan siap keposisi “ perintah Vernon dan pasukannya segera menyebar dan mengangkat pedang masing – masing.

Suho tersenyum, bukan bermaksud menghina namum memang sudah menjadi ciri khasnya yang tak pernah terbawa emosi. “ Kami tidak pernah mengenal rasa takut, mengangkat pedang dan menikmati ritmenya adalah kesenangan kami “

“ Pasukan bersiap “ teriak Kris memberi komando.

“ Tao Siap “ teriak Tao sambil mengambil pedang dari tempatnya dan mengacungkannya kedepan. Memasang kuda – kuda. Diikuti yang lainnya juga melakukan hal yang sama.

“ Luhan Siap “

“ Lay siap “

“ Xiumin siap “

“ Baekhyun siap “

“ Kai Siap “

“ Sehun siap “

“ Dio siap “

“ Chen siap “

“ Chanyeol siap “

“ Kris siap “

Dan yang terakhir “ Suho siap “ ujarnya dengan pedang mengacung kedepan lawan.

Black Crown Guild tergelak, menatap remeh EXO setelahnya. “ Wah – wah apa itu kode etik EXO Guild ? pasukan kalian terlihat sangat elok “ ejek seokjin, salah satu anggota Black Crown Guild. Namun semua member EXO tak ada yang menggubris mereka tetap pada sikap siapnya.

“ Serang “ perintah Kris tanpa memperdulikan wajak kaget Black Crown mendapat serangan medadak begitu saja dari Sehun yang sudah meluncur dengan anak pedang menebas tanah membuat debu berhamburan keudara dan segera menendang salah satu anggota Black Crown sampai tersungkur. Sangat mudah.

“ kurang ajar “ desis anggota Black Crown yang lain ikut terpancing emosi menyerang Sehun.

“ Sehun jangan menerobos sendirian “ ujar Kai yang sudah berteleportasi dibelakangnya dan langsung menangkis serangan musuh yang akan melukai Sehun, mereka saling mengambil sikap memunggungi.

“ Aku hanya terlalu bersemangat “ Ujar Sehun tanpa mengurangi ritme permainan pedangnya.

“ Sehun, Kai kalian harus fokus. Jangan berebut target eoh “ kali ini teriakan Xiumin yang hanya ditanggapi acungan jempol keduanya.

“ Ah mereka benar – benar. Kita juga tak boleh kalah Hyung “ ujar Baekhyun yang sudah menyalubungi pedangnya dengan cahaya biru. Xiumin tak mau kalah ia menancapkan pedangnya ketanah, dan tanah yang dipijaki musuh membeku kemudian, memudahkan Baekhyun untuk menyerang mereka.

Chanyeol dan Kris sudah bertarung melawan musuh diudara mengendarai tungangan Masing – masing. Kris dengan naganya dan Chanyeol dengan burung Phoenixnya. Dio dan Chen sudah berdiri digaris depan melindungi Suho saat bertarung dengan Vernon agar pihak lain tidak ada yang mengganggu. Dibelakang ada Luhan dan Lay yang menjadi pengamat dan pembuat taktik dalam setiap Duel. Dan Tao yang menjaga garis belakang pertahanan mereka saat Lay sibuk menyembuhkan rekan Guildnya dan Luhan yang mengontrol jalannya pertempuran.

o0o

In Suho Eyes

Melihat wajah – wajah bersemangat mereka selalu membuatku bahagia. Guild ini terbentuk bukan hanya untuk sekedar menjadi wadah bertarung semata tapi Guild ini sudah menjadi keluarga kedua bagiku. Tidak, bagi kami. Disini kami berkumpul dan berpetualang bersama, walau kami nyatanya tidak pernah saling mengenal secara langsung dan terpisah ribuan mil dibelahan negara lain. Tapi lewat SAO kami dipertemukan. Aku memperhatikan Sehun dan Kai disayap kiri yang dengan semangat bertarung melawan musuh. Mereka tidak pernah mengeluh selama bertarung. Mereka seumuran dan masih duduk dibangku Senior High School kelas dua. Aku tidak pernah menghawatirkan mereka saat sedang bertarung didunia nyata ataupun Viritual. Walau mereka dikepung sepuluh preman berbadan gempal pun aku yakin mereka bisa mengatasinya dengan baik. Lain lagi kalau yang mengepung mereka adalah perempuan – perempuan yang mencari perhatian. 100 % aku yakin Sehun dan Kai akan langsung lari dan bersembunyi dibelangku saat itu juga sambil memandang horor deretan penggemar fanatiknya. Sehun seorang Coverboy disebuah majalah dan Kai adalah seorang Trainee disalah satu agensi. Popularitas jelas mereka dapatkan.

Disayap kanan terdapat Baekhyun dan Xiumin. Baekhyun anggota Guild yang bisa dibilang paling cerewet tapi sebenarnya ia begitu untuk menyembunyikan kesedihannya dan tentu untuk memberi semangat untuk dirinya sendiri supaya tidak terlihat lemah. Baekhyun mahasiswa kedokteran semester 3 di Seoul International University. Menjadi dokter bukanlah cita – citanya, namun karena tuntutan dari kedua orang tuanya yang berprofesi sebagai dokter ternama. Baekhyun bercita – cita menjadi seorang penyanyi, diberi karunia suara yang indah tak menjadikan jalan Baekhyun mudah menggapai cita – citanya. Lagi – lagi orang tuanya menentang dan sekarang ia sedang sembunyi – sembunyi mempersiapkan petunjukan musik debut Solonya.

Xiumin, mahasiswa Managemen tingkat akhir. Sebentar lagi ia wisuda, aku sedikit merasa bersalah saat dia mengikuti duel setiap hari sabtu karena dengan begitu ia akan meninggalkan Skripsinya demi Duel ini. Xiumin anak yatim piatu, dia bekerja paruh waktu untuk mencukupi kebutuhan hidupnya dan beruntung ia mempunyai otak cerdas hingga ia mendapat beasiswa sampai akhir semester. Semangat hidupnya menyadarkanku untuk harus selalu bersyukur tentang semua yang kita miliki saat ini.

Dibelakang ada Luhan yang bertelepati mengatur anggota , Lay yang menancapkan pedangnya ketanah dan merapal berbagai macam mantra untuk menyembuhkan anggota Guild yang terluka dan Tao sedang bertarung dengan dua orang anggota Black Crown melindungi Luhan dan Lay yang sedang sibuk.

Xi Luhan, awalnya aku selalu salah membedakan antara Xi Luhan dan Oh Sehun. Wajah mereka mirip bukan karena kebetulah tapi mereka memang saudara kembar yang identik. Aneh ? tentu, bukan karena wajah Luhan yang terlalu kalem atau Sehun yang terlalu Manly tapi karena marga mereka berbeda. Alasannya karena orang tua mereka bercerai, Sehun selama ini diasuh oleh ayahnya di Korea dan Luhan diasuh oleh ibunya di China. Itu juga yang menyebabkan watak keduanya berbeda, Sehun yang keras kepala karena diasuh ayahnya yang keras dan otoriter, sedangkan Luhan yang melankolis dan berhati lembut karena asuhan ibunya yang penuh kasih sayang. Mereka seperti dua sisi mata uang yang berbeda tapi satu hati. Mereka saling menyayangi, walau jarak memisahkan mereka tapi takdir yang mempertemukan mereka secara tidak sengaja di SAO. Kebetulan yang unik. Luhan adalah atlet basket berbakat tingkat Senior High School di China.

Lay, atau Zhang Yixin di dunia nyata. Cita – citanya menjadi Dokter harus kandas saat sang ayah menyuruhnya untuk menjadi seorang jaksa. Kalau bisa ia sangat ingin bertukar tempat dengan Baekhyun, andai itu bisa terjadi. Bermain di SAO menjadikannya sebagai Healer terbaik dan kemampuannya sudah diakui dalam sistem permainan ini. Sama seperti Baekhyun ia tidak patah semangat untuk mengejar cita – citanya, ia mengambil kelas malam kuliah kedokteran dengan menggunakan uang hasil keringatnya sendiri dengan menciptakan lagu dan menjualnya kelebel ternama.

Tao, artis dan foto model yang karirnya kini merambah ke pasar luar negeri, aku belum pernah bertemu dengannya secara langsung karena jadwalnya yang selalu padat. Dan dia memang tidak bisa kemanapun sendiri tanpa dampingan. Aktingnya yang selalu bagus dilayar kaca kerap membuat para fansnya tak mengetahui kekurangannya yang menderita Disleksia jenis gangguan dalam membaca dan menulis. Dia selalu bekerja keras untuk membaca dan menghafal tiap deretan huruf dalam naskah Drama yang ia lakoni. Jangankan mendalami peran seharusnya menghafalkan deretan dialog yang tidak hanya satu baris itu sudahlah membuat Tao kesulitan tapi ia terus berusaha dan tidak pernah berkecil hati dengan kekurangan yang ia miliki. Tanpa malu ia akan bertanya dan meminta anggota lainnya untuk mengajarinya dan membantu menghafal naskah saat berkumpul. Pendidikannya berhenti sampai tingkat Senior High School dan memilih untuk bekerja dibidang yang ia senangi sejak dulu.

Didepanku ada Dio dan Chen. Mereka adalah pertahananku yang sangat kuat. Kekuatan Dio mampu membelah tanah menjadi hancur berkeping – keping dan Chen sendiri punya kekuatan yang tak kalah menakutkannya dengan milik Dio. Kekuatan petirnya kadang membuatku begidik ngeri jika tidak ingat wajah inocennya saat meminta sesuatu.

Dio Kyungsoo, di dunia nyata semua orang memanggilnya Kyungsoo. Apa aku belum bercerita kalau kekuatan yang ada pada diri setiap orang itu berbeda dan didapat dari luka yang paling membekas dalam memori otaknnya yang mendalam. Dio, didunia nyata ia adalah anak konglomerat yang hidup dengan bergelimang harta namun hidupnya selalu diatur. Dia menjadi pribadi introven, tak pintar berinteraksi dan lebih sering diam. Saat dia marah ia diam, saat dia kesal ia hanya diam, saat dia tak ingin melakukan suatu hal ia hanya diam. Dan itu menciptakan suatu kekuatan penghancur yang dasyat dalam dunia Viritual SAO ini. Kekuatannya terlalu istimewa. Mengajaknya bergabung sangatlah sulit, menumbuhkan kepercayaannya pada kami pun sangat sulit tapi pada akhirnya kami bisa bersama dengan semua perbedaan itu dan menjadi keluarga.

Kim Jongdae atau kami memanggilnya Chen. Mahasiswa seni tingkat 3. Jongdae si pendiam, Jongdae kutu buku, Jongdae yang gagap. Adalah hal yang aku dengar saat pertama kali mengunjunginya dikampus beberapa bulan yang lalu saat ia baru saja begabung dalam EXO guild 2 minggu. Saat itu aku sedang membutuhkan bantuannya untuk suatu hal. Ya dia memang si pendiam dikampus tapi ia bisa begitu cerewet di SAO. Dunia viritual ini memang bisa menjadi ajang pelarian yang sangat bagus namun aku tak mau tutup mata dan membiarkannya. Aku selalu menyemangatinya untuk lebih terbuka dan percaya diri dalam mengeksplor kemampuan menyanyinya yang bagus. Akhirnya dia sekarang mulai berani mengikuti berbagai macam audisi dan kontes musik.

Chanyeol dan Kris. Paras mereka sangat tampan dengan tubuh atletis nan menjulang itu membuat mereka semakin terlihat gagah menjadi seorang prajurit di game ini. Park Chanyeol, pemuda bermata bulan itu seharusnya kini berada di semester 3 jurusan hukum. Namun karena suatu kecelakaan, ia harus melakukan terapi sampai keluar negeri demi kesembuhan kakinya yang saat ini tengah lumpuh. Ya lumpuh didunia nyata. Satu tahun lalu ia terpuruh karena tuhan bukan hanya mengambil kesempurnaan fisiknya saja namun tuhan juga mengambil gadis yang ia cintai dalam kecelakaan itu. Dia depresi berat dan tak mau melakukan apapun hingga game ini pun menjadi pelariannya. Sebelum bertemu dengan kami dia adalah pemain solo seperti Sehun yang berkepribadian dingin. Kekuatannya adalah api, karena api adalah lukanya yang paling dalam. Karena api pula yang telah merenggut kebahagiaannya.

Sebelum menjadi seorang model yang terkenal seperti saat ini Kris hanyalah orang biasa. Hidupnya pas – pasan dengan penghasilan ibunya sebagai buruh cuci. Dulu Ia selalu dibully dan ditindas karena menjadi orang miskin. Membuat sebuah luka yang dalam dihatinya ketika menatap langit melihat burung yang bisa terbang lebih tinggi mengejek orang dibawahnya. Luka itu menjadi motivasi untuknya lebih baik menata hidup dan jadilah dia seperti saat ini. Model sekaligus atlit basket yang bersinar. Ia sudah membuktikan pada semua orang yang dulu selalu mengejeknya kalau takdir semua orang bisa dirubah lewat kesungguhan dan kerja keras.

Sekarang tinggal aku. Apa yang harus aku ceritakan tentang aku. Aku hanyalah pekerja kantoran biasa. Aku memiliki orang tua yang tidak pernah menganggapku ada. Aku hanyalah anak haram dari perselingkuhan ibuku dengan salah satu orang pemerintahan yang bila kusebutkan bisa mencetuskan skandal hebat di Korea. Aku. Aku tidaklah istimewa, aku hanyalah seperti sampah karena tak pernah dianggap dan tak pernah diinginkan kehadirannya. Tapi aku bisa hidup sampai saat ini. Kekuatan istimewaku air. Kenapa air, karena aku pernah hampir mati karena air. Tanpa sadar aku terkekeh, ternyata diriku sendiri tak kalah menyedihkan dari yang lain.

“ Apa yang sedang kau tertawakan ? “ ah aku hampir melupakan pertarungan ini.

o0o

in Author eyes

Vernon memicingkan mata menatap Suho yang tiba – tiba menyunggingkan seutas senyum. Ia tidak sedang melucu, ia merasa kesal diremehkan oleh lawannya.

“ Apa yang sedang kau tertawakan “ tanya Vernon yang kemudian melesat begitu saja dengan pedangnya ke arah Suho. Ditempatnya Suho tak bergeming, bukannya tak bisa melihat pergerakan lawannya namun ia memilih menghadapi musuhnya dalam jarak dekat. Pedangnya bergesekkan menimbulkan bunyi nyaring yang terdengar ngilu, khas arena pertempuran. Debu – debu berterbangan saat masing – masing dari mereka saling unjuk kebolehan mengeluarkan skill masing – masing.

Suho mengunus pedangnya kearah dada namun ditangkis dengan mudah oleh Vernon tak kehabisan akal ia menghajarnya sekali, keras di belakang kepala Vernon. Pemuda berwajah Britis itu menggeram kesal, bukan hanya karena pukulan telak yang ia terima tapi juga kesal melihat anggota Guildnya yang semakin terpojok bahkan Sehun belum mengeluarkan jurus pedang ganda andalannya dan Dio terlihat hanya bermain – main dengan tiga lawan dihadapannya. Tidak serius, jika dio bertarung serius jangankan 3 lawan. Satu pleton bisa ia hancurkan lewat sekali pijakannya ke tanah dan retakan itu memakan lawannya hidup – hidup. Tidak manusiawi dan sadis.

“ Selesaikan secepatnya, aku ada latihan basket setelah ini “ telepati dari Luhan diterima dengan baik oleh semua orang.

“ Baekhyun cepat habisi lawanmu jangan hanya bermain – main “ tegur Luhan yang kesal karena sejah tadi Baekhyun seperti bermain petak umpet dengan lawannya. Sedangkan Xiumin sudah selesai membereskan lawannya dan kini membantui Tao yang menjaga garis belakang sendirian.

“Kenapa memandang anggotaku seperti itu, bukankah ini pertarungan yang kau inginkan sejak tadi “ desis Suho yang tiba – tiba sudah menyelipkan pedang diantara lehernya. Vernon melompat menjauh, mengambil jarak lebih lebar dari awal mereka bertarung. Dia terlalu meremehkan, reputasi EXO guild bukan hanya isapan jempol belaka, mereka kuat dan teroganisir dengan baik. Tak mau lebih malu lagi vernon segera mengeluarkan bendera putih yang menandakan Guildnya sudah menyerah dalam pertarungan kali ini.

Suho tersenyum dan mengangkat pedangnya tinggi – tinggi memberi sinyal pada anggotanya kalau pertarungan telah usai dengan mereka yang menjadi pemenang. Sontak teriakan kemenangan anggota EXO pun bergemuruh. Bahkan naga yang ditumpangi Kris ikut bereuforia dengan menyemburkan apinya diudara. Sehun mendengus kesal merasa belum puas dengan pertempurannya kali ini, dengan sebelah tangan ia menarik anggota Black Crown Guild yang sudah memandangnya takut lalu menyeretnya kegaris pertahanan belakang dan ia dudukkan dihadapan Luhan.

“ Ku bawakan pesananmu tadi “ gumamnya acuh dengan ekspresi datar. Berbeda dengan Luhan yang menatapnya dengan senyum diwajah. Urung memberikan pukulan telak seperti yang ia inginkan saat awal permainan pada anggota Black Crown namun Luhan malah memeluk Sehun dan mengusap kepala pemuda albino itu sayang.

“ Ah kau memang adikku “ ujarnya senang tak mengira Sehun akan mengabulkan permintaannya yang tadi.

“ Memang siapa yang bilang kalau aku adik Lay, tentu aku adikmu bodoh “ desisnya dingin namun Sehun selalu bahagia melihat Luhan yang selalu tersenyum seperti ini dan Luhan tahu dibalik dinginnya sikap Sehun, pemuda albino itu juga menyayanginya. Karena mereka satu, karena mereka kembar, karena mereka seharusnya tak dipisahkan seperti ini.

Suho menghampiri Vernon yang terduduk dengan pedang yang menancap ketanah disamping badan. Ia berhenti tepat didepan Vernon lalu mengulurkan satu tangannya untuk membantu pemuda itu berdiri. Vernon memandang tangan Suho yang melayang diudara lalu menatap wajah Suho yang selalu terlihat bersahabat itu. Vernon ikut tersenyum lalu menggapai tangan Suho.

“ Guildmu memang sangat hebat, maafkan aku yang terlalu meremehkan kalian “ ujar Vernon.

“ Tidak apa, terima kasih karena sudah memberikan pertarungan yang mengesankan untuk kami. Semoga setelah ini tidak ada dendam diantara Guild kita “ – Suho.

“ Kuharap juga begitu. Senang bisa bertarung dengan kalian dan selamat untuk kemenangan wilayang Skepter 12 ini. Aku tahu kalian sangat kekeh menginginkan skepter 12 ini karena kalian ingin menjadikan wilayah ini sebagai markas kalian berdua belas – kan. “ tanya Vernon. Benar.

“ Ya memang sedikit kekanakan tapi skepter 12 ini sama seperti jumblah anggota yang kami miliki saat ini. Anggota ini tidak akan pernah bertambah ataupun berkurang “ ujar Suho sambil menatap kesebelas anggotanya yang sedang bercengkrama dengan anggota Black Crown Guild dan Lay yang menyembuhkan beberapa anggota yang terluka.

“ Baiklah kalau begitu, terima kasih sudah menyembuhkan anggotaku. Kami undur diri “ pamit Vernon bersama anggota yang lain yang menghilang lewat pintu peralihan yang sudah disediakan oleh permainan.

Suho menghadap anggotanya. “ Baiklah sepertinya kalian ada urusan masing – masing setelah ini. Terima kasih atas kerja kerasnya “ ujar Suho sambil membungkukkan badan kearah anggotanya dan anggotanya pun ikut melakukan hal yang serupa.

Sehun merenggangkan badannya setelah mereka sudah dalam posisi tegak. “ Ah aku belum berkemas untuk pemotretan di Beijing besok “ dengus Sehun.

“ Kau mau ke Beijing, mampirlah kerumah. Aku akan menjemputmu ya, kau datang jam berapa ? “ tanya Luhan antusias.

“ Aku kesana untuk bekerja bukan berlibur “ balas Sehun dingin, membuat Luhan mengerucutkan bibirnya kesal. “ Tapi akan kuusahakan untuk mampir, aku tidak janji “ lanjutnya kemudian dengan seulas senyum tipis. Lay yang melihat interaksi keduanya hanya geleng – geleng kepala.

“ Bagaimana dengan terapimu minggu ini ? apakah ada kemajuan “ tanya Baekhyun pada Chanyeol yang sedang memperhatikan kakinya sendiri yang terlihat normal dalam game.

“ Ya, aku sudah dapat berdiri beberapa menit tanpa penyangga. Sepertinya dua hari lagi aku akan mulai terapi untuk berjalan “ jawab Chanyeol, Baekhyun menepuk bahu pemuda jangkung itu.

“ Kalau begitu semangat. Semoga kau lekas sembuh dan kuliah lagi. Aku akan menjadi orang pertama yang menyambutmu didepan gerbang saat momen itu datang “ Chanyeol memandang Baekhyun dengan mata memicing. “ Kalimatmu barusan bukan malah menyemangatiku tapi membuatku takut. Kau seperti pacarku saja “

“ Benarkah ? Tapi mungkin kita bisa cocok sebagai pasangan “ Baekhyun langsung berubah centil dan mendapat jitakan dari Tao yang ada dibelakangnya setelah itu.

“ Kau menggelikan Hyung “ decak Tao.

“ Yaakk kau kurang ajar “ semprot Baekhyun namun Tao tak memperdulikannya.

“ Bukankah kau di rawat di salah satu rumah sakit internation di New York “ tanya Tao pada Chanyeol.

“ Ya memang kenapa ? “

“ Aku dalam perjalanan kesana saat ini, semoga kita bisa bertemu hyung “ ujar Tao.

“ Ya semoga saja, aku akan menunggumu “

Tiba – tiba kabut pekat datang mulai membatasi penglihatan mereka pada tanah lapang yang membentang. Senjata yang tadi mereka lepaskan kembali mereka genggam erat dengan insting tajam yang aktif. Mereka lengah beberapa detik dan musuh langsung menunjukkan taring begitu saja.

“ Sehun “ panggil Suho.

“ Aku mengerti “ jawab Sehun yang sudah tahu maksud Suho memanggilnya. Ia mengeluarkan dua buah pedang dan mulai menebaskannya membelah kabut yang menghalangi pandangan. Disusul dengan Baekhyun yang mengeluarkan serpihan cahaya yang menyebar menerangi lingkup gerak mereka berdua belas.

“ Hebat sekali “ Suara yang parau dan dalam. Satu sosok memakai tudung hitam didepan mereka dengan dua pleton prajurit mengikuti dibelakang. Oh seperti parade festifal musim panas bagi Chen yang menahan tawanya saat imaginasinya begitu liar. Luhan hanya mendelik memperingatkan, ketika tidak sengaja membaca fikiran Chen.

“ Kalian siapa ? jika maksud kalian kemari untuk mengajak Duel kami tidak menerima tantangan lagi. Mungkin minggu depan kita bisa mengadakan duel “ ujar Suho begitu saja sudah mengetahui tujuan musuh.

“ Wah sayang sekali, padahal aku kira kalian akan menerima tantanganku hingga aku membawa banyak pasukan untuk melawan kalian yang terkenal hebat. Tapi sepertinya kalian sudah kelelahan setelah satu kali Duel dengan Black Crown Guild “

“ Maaf tapi kami hanya menerima satu kali duel tiap hari Sabtu “ ujar Suho lagi.

“ Tapi bagaimana kalau kami memaksa ? “ bukan suatu permohonan namun keharusan. Suho tahu itu, siapapun mereka yang sedang menantang EXO kali ini tak akan goyah dengan tolakan halus. Suho bimbam, pasukannya tidak lelah tapi mereka punya urusan yang harus diselesaikan didunia nyata. Dio ada jadwal kursus, Sehun harus makan malam bersama ayahnya kalau tidak ingin mendapat cambukan lagi, Luhan ada latihan basket, Xiumin dengan skripsinya, Lay dengan kelas malamnya, Chanyeol – .

“ Hyung kau sedang memikirkan apa ? cepat berikan perintah. Kami masih belum puas dengan pertarungan yang tadi “ Sehun mendengus disebelahnya. Si termuda ini memang haus akan pertarungan.

Suho menggeleng “ Tidak pertarungan tadi sudah cukup, kalian ada urusan didunia nyata setelah ini “ gumamnya Khawatir menatap anggota Guildnya yang entah kenapa malah tersenyum.

“ Kau bicara sedang bicara apa sih ? kalau ada yang menantang kita harus melayaninya dengan baik “ kali ini Kris yang malah memasang senyum konyol bersama Chanyeol. Duo tiang listrik itu malah berjotos tangan ria seperti tidak ada beban. Ya mereka memang patner in crime.

“ Aku sudah mengirimi managerku pesan jadi tidak usah khawatir, waktuku masih sangat banyak untuk menghadapi mereka “ gumam Tao.

“ Orang tuaku sedang di luar negeri jadi bolos kursus satu kali tidak masalah “ kali ini Dio berujar acuh.

“ Aku bisa berbenah barang besok saja saat mau berangkat “ kali ini Sehun.

“ Kau tahu bukan masalah itu yang aku pikirkan Sehunie “ desah Suho Frustasi menatap magnae – nya.

“ Jangan terlalu banyak perhitungan dan mencemaskan kami Hyung “ – Chen,

“ Kami akan selalu dibelakangmu apapun yang terjadi “

“ Ssssstt dasar kalian “ desis Suho menyerah.

“ Ehem, kalian akan mengacuhkan kami. Ck aku tak menyangka kalau ternyata EXO Guild benar – benar pengecut ?“ ucap penantang misterius itu. Suho berbalik dengan wajah berwibawa miliknya. Walau kabut masih sedikit pekat menutupi pandangan tapi berkat cahaya dari Baekhyun ia bisa menatap lawan bicaranya yang masih bersembunyi dibalik topeng.

“ EXO tidak mengenal rasa takut. Aku malah mengira kau yang penakut dan pengecut “ Jeda sejenak untuk Suho memamerkan senyum malaikatnya, tak peduli kalau musuh sudah geram dengan kalimat sederhana itu.

“Kau melihat dunia dengan mata yang tertutupi kabut dan mengaburkan apa yang seharusnya kau lihat. Kami maju dengan pedang di tangan, menebas apapun yang menghalangi jalan kami dengan tujuan mulia bukan untuk keburukan atau merugikan orang lain. Kami menerima tantanganmu dengan tujuan apapun, baik atau buruk dan jangan pernah menyesal karena telah menantang kami “ ujar Suho tenang.

“ Pasukan siap “ disusul komando dari Kris yang mengintruksi semua anggotanya.

“ Tao siap “

“ Luhan Siap “

“ Lay siap “

“ Xiumin siap “

“ Baekhyun siap “

“ Kai Siap “

“ Sehun siap “

“ Dio siap “

“ Chen siap “

“ Chanyeol siap “

“ Kris siap “

Suho memejamkan mata sejenak, membayangkan wajah – wajah anggota Guildnya yang bersemangat. Ia tidak sendiri, biarpun di dunia nyata ia terbuang tapi disini ia punya keluarga. Suho punya mereka yang selalu ada untuknya. Mereka yang dengan suka rela akan meminjamkan punggung saat ia butuh sandaran, akan mengulurkan tangan saat ia terjatuh, akan menjadi tameng baginya saat ia lemah.

Ia menarik nafas panjang sambil membuka matanya. “ Suho siap “ ujarnya mantap.

“ WE ARE ONE “ teriak Suho setelahnya.

“ WE ARE EXO “ teriak mereka serempak dan melebur dalam pertempuran.

FIN

absurd dan aneh itu memang Christy jadi jangan kesel ya. pengennya di Update di EFI. cuman masih dalam rangka Birthday XIU Oppa. jadi terbit disini dulu aja,

 

4 tanggapan untuk “EXO Guild – Story By Christy Wu”

Tinggalkan komentar